MIGASNESIA.COM — Produksi gas alam dunia turun pada bulan Mei dibandingkan dengan bulan April, disebabkan oleh lebih rendahnya produksi di Rusia, Amerika Serikat, dan Norwegia, menurut data terbaru dari Joint Organizations Data Initiative (JODI).
Dikutip Oilprice.com Senin (21/7/2025), tinjauan Data Minyak & Gas Bulanan dari pembaruan terkini basis data minyak dan gas JODI menunjukkan pada hari Senin bahwa produksi gas alam di 58 negara yang telah memperbarui angka laporan mandiri terbaru mereka untuk bulan Mei menurun sebesar 4,8 miliar meter kubik (bcm) pada bulan Mei dibandingkan dengan bulan April.
Penurunan bulanan ini disebabkan oleh penurunan produksi Rusia sebesar 3,2 bcm, penurunan 1,6 bcm di AS, dan penurunan produksi sebesar 1,3 bcm di Norwegia, yang kini telah menggantikan Rusia sebagai pemasok gas alam utama Eropa.
Dibandingkan dengan Mei 2024, produksi gas global naik tipis 0,7 bcm, dipimpin oleh pertumbuhan produksi di Tiongkok, Qatar, Nigeria, dan kenaikan tahunan yang lebih kecil di Amerika Serikat.
Sementara itu, permintaan gas alam di negara-negara pelapor JODI merosot sebesar 12 bcm bulan ke bulan pada bulan Mei dan sebesar 2,7 bcm tahun ke tahun.
Negara-negara konsumen gas utama untuk pembangkit listrik berkontribusi terhadap penurunan bulanan di tengah suhu musim semi yang ringan setelah berakhirnya musim dingin. Permintaan menurun di Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Turki, dan Inggris.
Permintaan gas alam Uni Eropa dan Inggris turun 2,1 bcm m/m tetapi naik 2,8 bcm tahun-ke-tahun.
Total persediaan gas global meningkat sebesar 9,9 bcm m/m pada bulan Mei. Namun, persediaan ini menurun sebesar 27,6 bcm secara tahunan (year-on-year). Persediaan Uni Eropa dan Inggris meningkat sebesar 7,2 bcm pada bulan Mei m/m, tetapi turun sebesar 25,1 bcm secara tahunan (y/y).
Penurunan persediaan tahunan menunjukkan bahwa negara-negara sekarang harus membeli lebih banyak gas untuk mengisi persediaan menjelang musim dingin berikutnya.
Uni Eropa telah melonggarkan aturan dan target untuk pengisian ulang penyimpanan gas alam, dalam sebuah langkah yang bertujuan mencegah lonjakan harga, tetapi puncak panas musim panas di Asia Timur Laut mendorong lonjakan permintaan gas alam cair (LNG), yang memaksa aliran lebih lambat ke Eropa. – RE/Ewindo


