NYOLONG BUAH SAWIT DIBEDIL, NYOLONG DUIT NEGARA DIPELIHARA ?
DR Memet Hakim
Pengamat Sosial
Wanhat APIB & APP TNI
Belum selesai kasus km 50, kasus meninggalnya ratusan petugas KPPS tahun 2019 dan korban 131 orang yang tewas di Stadion Kanjuruhan, Malang. Eh muncul lagi berita di kompas tgl 25 November 2024, *yang nyolong buah sawit di Bangka Barat ditembak mati.* Menyedihkan sekali 5 orang nyolong 30 buah tandan@ 60.000 atau senilai Rp 1.800.000. Nilai itu jika dibagi 5 menjadi masing2 mendapatkan 360.000/orang.
Pertanyaannya kenapa harus ditembak mati? Mereka nyolong hanya untuk mempertahankan hidup buat keluarganya, betapa kejamnya polisi ini. Lihat pula kasus polisi di Solok yang menembak sesama polisi yang menahan seorang cukong tambang emas. Di Semarang seorang siswa SMK juga ditembak, dengan alasan tawuran.
Ah polisi, begitu mudahnya menembak orang kecil, tapi begitu sulitnya menembak koruptor dan taipan yang nyolong kekayaan rakyat yang jumlahnya tidak ternilai
Kasus Budi Arie pelindung Juni online dan teman2 nya itulah yang seharusnya ditembak mati. Kasus Jokowi yg menyediakan karpet merah buat RRC dan para naga, jelas terindikasi korupsi, malah dibantunya. Tidak heran ada istilah partai coklat sekarang ini.
*Polisi harus di restrukturisasi dan direstorasi total*. Prabowo tidak boleh membiarkan instasi kepolisian menjadi tukang tembak dan pengawal para cukong. Harus ada perbaikan yang mendasar. Polisi sebagai ASN bersenjata, agar dibatasi senjatanya. Cukuplah para komandan yang memegang senjata laras pendek. Penggunaan senjata laras panjang harus sangat-sangat dibatasi.
Tidak boleh ada lagi pasukan polisi bersenjata mengawal perusahaan swasta, karena kebutuhannya sudah dipenuhi dari APBN. *Mengerahkan bantuan keamanan untuk menjaga perusahaan swasta adalah tindak pidana korupsi*, yang seharusnya ditangiap oleh polisi.
Kasus tembak mati pencuri buah sawit ran siswa SMK ini membuka mata kita bahwa *polisi belum dewasa dan belum mampu berkiprah sesuai yang diharapkan rakyat.* Banyak polisi justru mengabdi ke cukong perusahaan atau oknum mantan presiden yang didukung oleh para naga, anak dan cucunya.
Kasus polisi tembak polisi banyak juga terjadi, misalnya Joshua ditembak Sambo di Jkt, kasus di Polsek Wanasaba di Lombok Timur, kasus di Polsek Cimanggis, kasus senpi rakitan di Bogor, Lampung, Polsek Sirenja, Kabupaten Donggala, Suwarga, dll.
Belum lagi ada polisi tembak tentara seperti di Jeneponto, Sulawesi, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua. Di Cengkareng (1 TNI dan 2 warga), kasus Babinsa ditembak polusi di Sulsel, dll.
Mengapa polisi membunuh sesama polisi dan polisi membunuh warga sedemikian mudah, tapi tidak terdengar ada polisi tembak penghianat negeri, atau polisi tembak koruptor atau polisi tembak cukong. *Hal ini mengindikasikan secara mental Polusi belum siap memegang senjata, belum siap diberi amanah besar untk mengamankan rakyat dan negara.*
Rakyat tentu hanya bisa melihat apa yang akan dilakukan Prabowo dan Kapolri menertibkan hal ini, jangan sampai terjadi lagi dimasa yad.
Bandung, 27 November 2024