
Terhitung sebanyak 47 exhibitor yang tergabung dalam konferensi ini, diantaranya adalah beberapa media pendukung, perusahaan tambang yang beroperasi di sekitar Sumatera, pemasok alat berat penunjang dan juga instansi-instansi terkait.
Konferensi yang dalam rencananya akan dibuka oleh Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin tersebut ternyata tidak terealisasi. Peran tersebut akhirnya digantikan oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sumatera Selatan, Ir. H. Ruslan Bahri, MT.
Ruslan mengatakan bahwa Konferensi ini dinilainya akan sangat berpengaruh pada industri pertambangan khususnya di Sumatera Selatan. Karena dalam acara ini, para pengusaha tambang dan penyedia alat berat penunjang saling berbagi pengalaman dan berdiskusi mengenai keberhasilan mereka masing-masing dalam menggunakan teknologi dan eksplorasinya di industri pertambangan, khususnya tambang batubara.
“Sumatera ini pengusaha tambangnya semua tahu sangat banyak, harga batubara juga kini sama dengan minyak dunia, tidak stabil. Jadi pengusaha harus bisa saling share inovasi-inovasi apa saja yang bisa dilakukan untuk menyiasati hal itu,” kata Ruslan di Hotel Arya Duta, Palembang, Rabu (4/3).
Ruslan juga mengharapkan konferensi ini dapat menjadi salah satu pendukung program Sumatera Selatan untuk menjadi lumbung energi berskala nasional.
“Di Kalimantan itu saat ini sudah finish, habis. Sedangkan dari potensi batubara di Sumatera ini baru 8% yang dieksplorasi. PT. Bukit Asam itu masih bagian dari yang 8% itu. Jadi bayangkan kalau ini bisa diekplorasi lebih lagi. Kita berharap semoga acara ini dapat mendukung program kita untuk menjadikan Sumsel sebagai lumbung energi nasional di Indonesia,” tandasnya. (YAS)