Jakarta, GEO ENERGI – Jarak Pagar atau tumbuhan yang mempunyai nama ilmiahnya, “Jatropha curcas L,” merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropis. Tumbuhan ini meskipun awalnya dikenal sebagai bahan pengobatan dan racun, saat ini makin mendapat perhatian sebagai sumber bahan bakar hayati untuk mesin disel karena kandungan minyak bijinya.
Di Indonesia, tumbuhan Jarak Pagar dikenal dengan berbagai nama: jarak kosta, jarak budeg (Sunda); jarak gundul, jarak pager (Jawa); kalkhr paghar (Madura); jarak pager (Bali); lulu mau, paku kasi, jarak pageh (Nusa Tenggara) dan tentunya masih banyak lagi nama lain dari tumbuhan ini.
Bahan tanaman yang siap tanam setelah berumur 8-12 bulan, atau pada saat memiliki tinggi bahan tanaman kurang-lebih 40 cm dengan diameter 5 cm dari tanah memiliki ukuran sekitar 2 cm.
“Budidaya Jarak Pagar sangatlah mudah. Penanaman dilakukan pada saat musim hujan datang, jarak tanam sangat bervariasi. Untuk memacu pertumbuhan awal, standarnya sih diberikan pupuk TSP, dan itu sangat penting dengan takaran dosis 1 sendok makan,” ujar Dr. Ir. Tarsoen Waryono, Msc selaku Ketua Forum Hutan Kota Nasional, Depok, Senin (2/3).
Beliau juga menambahkan bahwa pemeliharaan tanaman Jarak Pagar tidak memerlukan persyaratan khusus. Akan tetapi, tehnik pengairan menjadi penting agar memacu pertumbuhan sistem perakaran.
“Harapan dari proses produksi menjadi tujuan akhir yang harus digalang. Usaha budidaya Jarak Pagar bukan saja sebagai penghasil biji (buah). Akan tetapi menjadi sumber energi terbarukan,” tambah beliau. (NA)